Dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal saat mendaki Puncak Carstensz di Papua pada tanggal 3 Maret 2025. Kedua pendaki mengalami hipotermia setelah menghadapi cuaca ekstrem di tengah pendakian, dan upaya evakuasi yang sulit di medan berat berkontribusi terhadap kematian mereka.
Lilie dan Elsa memulai pendakian menuju Puncak Carstensz, salah satu tujuan pendakian paling menantang di dunia, yang terkenal dengan kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi. Di tengah pendakian, cuaca tiba-tiba berubah ekstrem, menyebabkan kondisi fisik mereka memburuk drastis. Keduanya kemudian mengalami hipotermia, kondisi di mana suhu tubuh turun drastis hingga di bawah batas normal, yang jika tidak segera ditangani dapat berakibat fatal.
Proses evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR mengalami kesulitan signifikan karena medan yang berat dan cuaca yang tidak bersahabat. “Medan di sekitar Puncak Carstensz sangat sulit, terutama dalam kondisi cuaca buruk. Kami menghadapi tantangan besar untuk mencapai lokasi mereka,” ujar salah satu anggota tim SAR yang tidak disebutkan namanya. Meskipun tim evakuasi berusaha secepat mungkin, sayangnya Lilie dan Elsa meninggal sebelum bantuan dapat mencapai mereka.
Kejadian tragis ini menyoroti bahaya hipotermia yang mengancam para pendaki, khususnya di daerah dengan cuaca ekstrem seperti Puncak Carstensz. Selain itu, peristiwa ini memicu diskusi mengenai perlunya evaluasi ulang terhadap prosedur evakuasi di daerah-daerah ekstrem. “Kami akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap prosedur keselamatan pendakian dan fasilitas evakuasi di wilayah ini,” kata seorang perwakilan dari otoritas lokal Papua.
Dampak dari insiden ini tidak hanya dirasakan oleh komunitas pendaki, tetapi juga mendorong otoritas terkait untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan bahaya yang mungkin dihadapi saat mendaki gunung dengan kondisi ekstrem. Evaluasi mendalam terhadap sumber daya dan fasilitas evakuasi di area tersebut menjadi prioritas untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Saat ini, diskusi masih berlangsung mengenai bagaimana meningkatkan keselamatan pendaki yang berencana menggapai puncak tertinggi di Papua tersebut. Pemerintah setempat dan otoritas terkait berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas dan sumber daya evakuasi demi keselamatan para pendaki.